DAUR HIDUP
PRODUK (DHP) /
PRODUCT LIFE
CYCLE (PLC)
•
Setiap
produk berjalan melalui sebuah daur hidup – lahir, pengenalan, tumbuh, dewasa,
dan akhirnya penurunan/mati karena munculnya produk-produk muda yang mampu
memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik.
•
Daur Hidup Produk (DHP) bermula pada
saat perusahaan menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan produk baru.
Selama masa pengembangan produk baru, biaya investasi bertambah. Setelah perusahaan meluncurkan produk
tersebut, penjualan melewati suatu masa pengenalan, kemudian melalui masa
pertumbuhan yang kuat, disusul masa kedewasaan, dan akhirnya memasuki masa
penurunan. Sementara itu laba bergerak
mulai dari negatif ke positif, mencapai
masa puncaknya selama kurun waktu antara masa pertumbuhan dan masa kedewasaan,
kemudian menurun.
DHP menghadapkan
perusahaan pada dua tantangan besar :
•
Masalah pengembangan produk baru :
setiap produk pasti menurun, perusahaan harus mengembangkan sebuah
proses untuk menemukan produk baru menggantikan produk lama.
•
Masalah strategi daur hidup produk :
perusahaan/pemasar harus memahami
perjalanan usia produknya, dan menyesuaikan strategi pemasarannya ketika
melewati tahap-tahap DHP yang berbeda-beda.
•
Banyak perusahaan hanya memusatkan pada
pengelolaan produk yang ada, dan gagal
mengembangkan produk baru demi masa depan perusahaannya. Perusahaan perlu
mencari keseimbangan antara kedua ekstrim tersebut.
Alasan pengembangan produk baru :
•
Perubahan selera
•
Perkembangan teknologi
•
Ketatnya persaingan
Produk baru diperoleh melalui dua cara :
•
Aqusition : membeli perusahaan, paten, lisensi untuk
meproduksi produk yang semula dihasilkan orang lain.
•
New product development : membentuk bagian riset dan pengembangan pada
perusahaan sendiri.
•
Yang dimaksud dengan pengembangan produk
baru (cara kedua) adalah produk asli, produk yang disempurnakan, produk yang
dimodifikasi, dan produk dengan merk baru yang dikembangkan melalui upaya
riset.
•
Hasil penelitian yang menunjukkan
tentang tingkat kegagalan produk baru :
•
Barang-barang konsumsi 40 %
•
Produk industrial 20 %
•
Jasa 18
%
•
Penelitian lain yang dilakukan terhadap
700 orang konsumen menyimpulkan bahwa tingkat keberhasilan bagi produk-produk
baru hanya sebesar 65 %.
•
Mengapa banyak produk baru yang
mengalami kegagalan ?
•
Kekurangan gagasan produk baru yang
penting
•
Pasar yang terpecah-pecah
•
Mahalnya proses pemngembangan produk
baru
•
Kekurangan modal
•
Pendeknya jangka waktu DHP
•
Langkah-langkah pengembangan produk baru
:
•
Membangkitkan gagasan
•
Penyaringan
•
Pengembangan dan pengujian
•
Strategi pemasaran
•
Analisis bisnis
•
Pengembangan produk
•
Pengujian pasar
•
Komersialisasi.
Ada beberapa tipikal pola DHP :
•
Pola huruf “S”
•
Pola “daur berdaur”
•
Pola” berlekuk”
PRODUK DAN
MERK
Apakah produk itu?
Sebuah raket, pemangkas rambut, tari jaipongan, tamasya ke
pulau bali, mobil niaga, semangkuk
bakso, sepuluh tusuk sate, konsultasi KB, ikut seminar, semuanya adalah produk.
Produk adalah
segala segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian atau
konsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan/keinginan. Ia meliputi benda pisik, orang,
tempat, organisasi, gagasan, dan lain-lain.
Produk item adalah suatu unit yang mudah dibedakan karena
ukuran, harga, bentuk atau ciri lainnya. Kadang-kadang item disebut sebagai
stock keeping unit atau product variant.
Dalam mengembangkan suatu produk, perencana produk mebagi
kedalam tiga tingkatan :
1.
Produk inti (core product), merupakan kemasan dari suatu
servis/layanan pemecahan masalah. Konsep
ini menjawab pertanyaan “apa yang sebenarnya dibeli oleh konsumen?”
2.
Produk berwujud, merupakan
bentuk produk yang dapat ditangkap oleh panca indra. Produk berwujud
dapat memiliki sampai lima karakteristik : tingkat mutu, ciri, mode, merk, dan
kemasan.
3.
Produk tambahan, merupakan manfaat dan servis tambahan yang
dapat ditawarkan kepada pembeli. Keberhasilan IBM sebagian disebabkan karena kesadaran bahwa
konsumen lebih tertarik pada pemecahan masalah. Sementara para pesaing sibuk
menjual perangkat keras dengan menyebut ciri-ciri atau bentuk khas dari
komputer yang ia tawarkan.
Pembagian produk kedalam tig konsep tersebut mendorong
pemasar untuk memperhatikan sistim konsumsi secara menyeluruh. Pemasar akan
menemukan banyak argumentasi penawarannya secara konprehensif serta efektif.
Theodor Levit berkata : persaingan pada masa sekarang bukanlah
antara apa yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan, tetapi persaingan diantara
apa yang mereka tambahkan pada out-put pabriknya dalam bentuk kemasan,
servis, iklan, petunjuk bagi pelanggan,
pembelanjaan, syarat penyerahan barang, pergudangan dan hal-hal lain yang
bernilai bagi konsumen.
Kalsifikasi produk
Produk dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok menurut
daya tahannya :
a.
Barang tahan lama
b.
Barang tidak tahan lama
c.
Jasa (service)
Klasifikasi barang konsumsi
Barang konsumsi adalah barang yang dibeli dengan tujuan untuk
pribadi/pemakaian akhir.
Pemasar biasanya mengklasifikasikan barang konsumsi atas dasar kebiasaan membeli
para konsumen. Karena cara konsumen berbelanja/membeli mempunyai implikasi
langsung terhadap strategi
pemasaran. Atas dasar kebiasaan membeli,
barang konsumsi dibedakan menjadi :
a. Barang konveniens
b. Barang toko
c. Barang spesial
d. Barang yang tidak dicari.
Klasifikasi barang industrial
Barang industrial adalah barang yang dibeli oleh perorangan
atau organisasi untuk diolah lebih lanjut atau digunakan dalam menjalankan
sebuah bisnis.
Barang industri dapat dikelompokkan menurut fungsinya :
a.
Bahan dan suku cadang
b.
Barang modal
c.
Bahan bantu dan jasa.
Merk
Konsumen memandang merk sebagai bagian intrinsik dari suatu produk, dan pemberian merk dapat
menambah nilai produk tersebut.
Sebotol minyak wangi Avon (misalnya) dipandang sebagai minyak wangi
bermutu tinggi dan mahal. Tapi minyak wangi yang sama jika disajikan dalam
sebuah botol tanpa merk akan dipandang sebagai minyak wangi murahan yang
bermutu rendah meskipun wanginya persis sama.
Dengan demikian, keputusan pemberian merk merupakan aspek
penting dalam strategi produk.
Dibawah ini beberapa definisi kunci tentang merk :
Ø Merk : sebuah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari
semuanya dengan maksud untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari seorang
penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk atau jasa
pesaing.
Ø Nama Merk : bagian dari suatu merk yang dapat dilafalkan atau diucapkan. (misalnya
Avon, UTA 45, bank mandiri, dsb)
Ø Tanda Merk : bagian dari suatu merk yang dapat dikenali
tapi tidak dapat dilafalkan seperti simbol, desain dan semacamnya (kelinci
untuk majalah play boy, Singa intuk perusahaan film MGM, pohon beringin untuk
golkar, kepala banteng untuk PDIP, dsb)
Ø Merk Dagang : merk atau bagian dari suatu merk yang mendapat
perlindungan hukum karena mampu memperoleh hak secara eksklusif. Sebuah merk
dagang melindungi hak eksklusif penjual untuk menggunakan nama merk dan atau
tanda merk.
Ø Hak Cipta : hak syah ekslusif untuk memproduksi,
menerbitkan dan menjual bahan dan bentuk tulisan, musik atau karya seni.
Pemberian merk telah tumbuh demikian kuatnya sehingga dewasa
ini hampir tidak ada barang yang tidak bermerk. Garam dikemas dalam kemasan produsen dengan ciri khusus,
jeruk distempel dengan nama penanamnya, mur dan baut dibungkus dalam kertas
kaca dan label distributor, komponen mobil seperti busi, ban dan filter
mengandung nama merk yang berbeda dari merk mobil. Bahkan ayam bakar/goreng pun
diberi merk.
Sebaliknya, belakangan ini timbul gerakan kembali ke keadaan
“tidak bermerk” terutama untuk barang-barang farmasi/obat-obatan. Obat generik
misalnya dikemas secara sedrehana tanpa ada identifikasi pabrik, dengan tujuan
untuk menurunkan biaya bagi konsumen dengan mengurangi biaya pengemasan dan
iklan. Jadi ada dua pendapat yang setuju dengan pemberian merk dan pendapat
yang menentang pemberian merk.
Timbullah pertanyaan :
Mengapa pemberian merk itu penting?, Siapa yang beruntung? Seberapa
besar biaya untuk pemberian merk ?
Kita akan membahas masalah ini dari berbagai sudut pandang : pembeli,
penjual, dan masyarakat.
Sudut pandang pembeli.
Nama merk dapat
membantu pembeli dalam hal :
a.
Mengenali mutu produk
b.
Meningkatkan efisiensi pembeli
c.
Menarik perhatian konsumen.
Sudut pandang penjual
a.
Memudahkan penjual memproses pesanan
b.
Nama merk dan merk dagang memberikan perlindungan hukum
terhadap ciri khas produk.
c.
Memberi kesempatan bagi penjual untuk menarik konsumen.
d.
Membantu penjual melakukan segmentasi pasar.
e.
Merk yang baik membantu meningkatkan citra perusahaan.
Sudut pandang masyarakat
Dari sisi ini
pandangan masyarakat terbelah menjadi dua, ada yang mendukung dan ada yang menentang pemberian merk. Yang mendukung, memberikan alasan sebagai berikut :
a.
Pemberian merk dapat membedakan mutu produk.
b.
Pemberian merk dapat meningkatkan inovasi di dalam
masyarakat, karena banyak variasi dan pilihan produk bagi konsumen.
c.
Pemberian merk meningkatkan efisiensi bagi konsumen.
Pihak yang menentang menganggap bahwa pemberian merk itu
merupakan sesuatu yang berlebihan.
Alasan mereka adalah :
a.
Pemberian merk dapat menimbulkan perbedaan yang salah dan
tidak berguna, terutama dalam homogenitas kategori produk.
b.
Pemberian merk mengakibatkan harga yang tinggi, karena
memerlukan pengemasan, iklan dan biaya
lain yang cukup besar.
c.
Pemberian merk meningkatkan kesadaran status orang-orang yang
membeli merk tertentu untuk mempengaruhi orang lain.
Keputusan tentang
pemberian merk.
Dalam keputusan mengenai pemberian merk, produsen memiliki beberapa pilihan :
a.
Produk dijual dengan merk
pabrikan (disebut
juga merk nasional)
b.
Produk dijual dengan merk
privat (disebut
juga merk perantara atau merk distributor)
c. Produsen menghasilkan beberapa jenis produk, sebagian dijual dengan merk pabrikan, sebagian lagi
dijual dengan merk distributor.
Seringkali terjadi
persaingan antara merk pabrikan dan merk perantara (disebut perang merk). Dalam konfrontasi ini, perantara mempunyai
banyak kelebihan. Rak pada toko pengecer
sangat terbatas, sisi lain banyak pabrikan lain yang siap menggantikan produk
mereka melalui distribusi dengan menggunakan merk perantara maupun merk
pabrikan. Produsen yang menjual dengan
merk pabrikan seringkali menjadi frustrasi. Mereka enggan mengeluarkan biaya
besar untuk pengemasan dan periklanan .
Dalam pada itu para distributor melakukan banyak tekanan pada
pabrikan agar lebih banyak memberikan
potongan, dan pabrikan mendapatkan rak dan ruangan yang cukup. Inilah dilema
merk pabrikan nasional.
Keputusan mutu merk
Mutu atau kualitas adalah tolok ukur kemampuan suatu merk
untuk melakukan fungsi-fungsinya.
Dengan demikian mutu merupakan rangkuman istilah yang
berhubungan dengan keawetan,
keandalan, kecermatan, kemudahan operasi, kemudahan pemeliharaan dan perbaikan
dan ciri lainnya yang berada pada produk. Sebagian dari ciri itu dapat diukur secara
obyektif. Ditinjau dari sudut pemasaran,
mutu harus dapat diukur dari segi
persepsi pembeli.
Kebanyakan merk ditetapkan pada salah satu dari empat tingkat
mutu : rendah, sedang, tinggi, sangat
tinggi. Survey membuktikan
bahwa profitabilitas meningkat mengikuti mutu merk.
Perusahaan juga harus memutuskan bagaimana cara mengelola
mutu merk dari waktu kewaktu. Ada tiga strategi yang dapat dipilih salah
satu :
a.
Meningkatkan mutu
b.
Mempertahankan mutu
c.
Menurunkan mutu.
Jika semua perusahaan saling bersaing
untuk menjual barang bermutu tinggi, maka
strategi mempertahankan mutu mungkin lebih tepat dari pada meningkatkan mutu.
Mutu harus dipilih dengan memperhatikan segmen pasar. Banyak perusahaan yang tidak memperbaiki mutu
produk mereka dari pertama kali dikeluarkan.
Ada juga beberapa perusahaan yang mengurangi mutu produk utnuk
mengurangi biaya yang terus meningkat,
dengan harapan bahwa pembeli tidak begitu memperhatikan adanya perbedaan. Dari sisi konsumen mungkin ada yang menyukai
produk (pakaian) yang tahan lama dan
mengikuti mode, tapi ada juga yang
lebih suka dengan pakaian tahan lama
meskipun tidak mengikuti mode.
Mungkin ada konsumen yang menyukai makanan yang bergizi dan lezat, tapi
ada juga yang yang lebih suka gizi meski
tidak lezat.
PROMOSI (KOMUNIKASI PEMASARAN)
Marketing Mix meliputi :
Product -> barang/jasa yg dpt ditawarkan kepasar
Price -> harga yg harus dibayar oleh
konsumen
Place ->
tempat dimana konsumen menemukan prodk tsb.
Promotion -> komunikasi pemaaran
Promotion Mix meliputi :
IKLAN (ADVERTISING)
SALES PROMOTION
PESONAL SELING
HUMAS (PUBLIC RELATION)
Promosi (komunikasi
pemasaran) adalah sarana bagi perusahaan untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen , secara langsung maupun tidak langsung, tentang merk dan
produk yang dijual.
Intinya, komunikasi
pemasaran merepresentasikan “suara” perusahaan
dan merknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat
dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.
Pemasaran modern lebih
dari sekedar mengembangkan produk yg baik, menetapkan harga yg menarik, dan
membuat produk itu mudah diakses oleh pelanggan sasaran. Perusahaan juga harus
berkomunikasi dengan pemegang kepentingan saat ini dan potensial serta dengan
masyarakat umum.
Bauran komunikasi pemasaran atau disebut promotion mix
terdiri dari : iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas,
acara dan pengalaman, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari
mulut kemulut, dan penjualan personal.
Proses komunikasi terdiri dari 9 elemen : PENGIRIM, PENERIMA,
PESAN, MEDIA, PENYANDIAN, PENGARTIAN SANDI, UMPAN BALIK, DAN GANGGUAN. Untuk
menyampaikan pesan, pemasar harus menyandikan pesan dengan cara memperhitungkan
bagaimana pemirsa sasaran biasanya mengartikan pesan. Mereka juga harus
memindahkan pesan melalui media yg efisien menjangkau pemirsa sasaran dan
mengembangkan saluran umpan balik untuk mengamati respons pesan.
Pengembangan komunikasi efektif melibatkan tujuh langkah :
1). MENGIDENTIFIKASI PEMIRSA SASARAN, 2). MENENTUKAN TUJUAN KOMUNIKASI, 3).
MERANCANG KOMUNIKASI, 4). MEMILIH SALURAN KOMUNIKASI, 5). MENETAPKAN TOTAL
ANGGARAN KOMUNIKASI, 6). MEMUTUSKAN BAURAN KOMUNIKASI, 7). MENGELOALA PROSES
KOMUNIKASI PEMASARAN YG TERINTEGRASI.
Mengidentifikasi pemirsa
sasaran, pemasar harus menutup semua celah yg ada antara persepsi publik
saat ini dan persepsi dari citra yg ingin dibentuk. Tujuan komunikasi dapat
melibatkan kebutuha kategori, kesadaran merk, sikap terhadap merk, atau maksud
pembelian merk. Perumusan komunikasi memerlukan penyelesaian tiga masalah
: APA YANG AKAN DIKATAKAN (stragei
pesan), BAGAIMANA MENGATAKANNYA (strategi kreatif), SIAPA YANG HARUS
MENGATAKANNYA (sumber pesan). Saluran komunikasi bisa pribadi (penasehat, ahli,
dan saluran sosial) atau non-pribadi (media, suasana, dan acara).
Dalam memutuskan bauran komunikasi pemasaran, pemasar harus
mempelajari berbagai keunggulan dan biaya dari setiap alat komunikasi dan
peringkat pasar perusahaan. Mereka juga harus mempertimbangkan jenis pasar
produk dimana produk itu dijual, seberapa siap konsumen melakukan pembelian,
dan tahap produk dalam siklus hidup produk. Mengukur efektivitas bauran
komunikasi pemasaran melibatkan menanyai anggota pemirsa ssaran apakah mereka
mengenali atau mengingat komunikasi, berapa kali mereka melihatnya, apa yh
mereka ingat, apa yg mereka rasakan tentang kounikasi itu, dan sikap mereka
sebelumnya dan saat ini terhadap produk dan perusahaan.
Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh proses komunikasi
memerluka komunikasi pemasaran terintegrasi (IMC) : perencanaan komunikasi
pemasaran yg mengakui nilai tambah rencana konprehensif yg mengevaluasi peran
strategis barbagai disiplin komunikasi dan menggabungkan disiplin-disiplin ini untuk memberikan kejelasan, konsistensi, dan
dampak maksimum melalui integrasi sempurna dari berbagai pesan.
Televisi, media yg sejak
lama dinilai paling berhasil. Iklan televisi semakin dikritik terlalu mahal,
dan lebih buruk lagi tidak seefektiv dulu. Kritikus berpendapat bahwa konsumen
melewatkan terlalu banyak iklan dengan berpindah-pindah saluran, dan iklan TV
sulit menghasilkan kesan yang kuat. Beberapa kritikus mengklaim bahwa iklan
masa depan adalah milik iklan on-line. Pendukung iklan TV tidak setuju,
mengingat bahwa dampak multi indra dari TV belum terkalahkan dan bahwa tidak
ada pilihan media lain yang menawarkan dampak potensial yang sama.
Alat-alat promosi.
Iklan adalah semua bentuk terbayar dari
presentasi non-pribadi dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor tertentu.
Iklan tidak hanya meliputi perusahaan bisnis, tetapi juga badan amal, nirlaba,
dan pemerintah.
Pengembangan program
iklan adalah proses lima tahap : 1).
Menentukan tujuan iklan, 2). Menetapkan anggaran, 3). Memilih pesan iklan dan
strategi kreatif, 4). Memutuskan media, 5). Mengevaluasi komunikasi dan
pengaruh penjualan.
Promosi penjualan terdiri dari berbagai koleksi alat insentif,
kebanyakan jangka pendek, dirancang untuk merangsang pembelian yg lebih cepat
atau lebih besar terhadap produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau
perdagangan. Promosi penjualan meliputi alat untuk promosi konsumen, promosi dagang, serta
promosi bisnis dan tenaga penjualan (pameran dagang dan konvensi, kontes wira
niaga, dan iklan khusus). Dalam menggunakan promosi penjualan, perusahaan harus
menentukan tujuannya, memilih alat, mengembangkan program, menguji program,
mengimplementasikan dan mengendalikannya, serta mengevaluasi hasil.
Acara dan pengalaman
adalah sarana untuk menjadi bagian dari saat-saat khusus dan relevan
yang lebih pribadi dalam kehidupan konsumen. Keterlibatan dalam acara ini dapat
memperluas dan memperdalam hubungan sponsor dengan pasar sasarannya, tetapi
jika hanya dikelola dengan tepat.
Hubungan masyarakat
melibatkan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau
melindungi citra perusahaan atau produk individualanya. Saat ini banyak
perusahaan menggunakan pemasaran hubungan masyarakat (MPR) untuk mendukung
departemen pemasaran dalam promosi dan
pembentukan citra korporat atau produk. MPR dapat mempengaruhi kesadaran publik
dengan biaya yang hanya sebagian dari biaya iklan dan seringkali jauh lebih
kredibel. Alat utama humas adalah publikasi, acara, berita, pidato, kegiatan
layanan masyarakat dan media identitas.
Strategi kreatif adalah cara pemasar menterjemahkan pesan
dalam komunikasi tertentu. Kita dapat
menggolongkan dua daya tarik : 1). Daya
tarik informasional, 2). Daya tarik transformasional.
Daya tarik
informasional mengelaborasi atribut atau manfaat produk/jasa. Daya tarik transformasional mengelaborasi
manfaat atau citra yang tidak berhubungan dengan produk.
Daya tarik ini mungkin menggambarkan jenis orang macam apa
yang menggunakan merk tertentu. Atau
jenis pengalaman apa yang dihasilkan dari penggunaan merk tertentu. Daya tarik transformasional sering
meningkatkan emosi yang akan memotivasi pembelian.
SALURAN PEMASARAN
Saluran pemasaran
(marketing channels) adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi . Saluran
pemasaran merupakan seperangkat
alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, berakhir dalam pembelian
dan digunakan oleh pengguna akhir.
Sisitim saluran
pemasaran (marketing channel system) merupakan sekelompok saluran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan, dan keputusan
tentang system ini merupakan salah satu keputusan terpenting yang dihadapi
manajemen.
Di Amerika Serikat
Ø Anggauta saluran kolektif : tingkat margin antara 30% - 50% dari harga
jual akhir.
Ø Anggauta saluran kolektif : iklan antara
5% - 7 % dari harga jual akhir.
Fungsi saluran
pemasaran
Ø Mengubah pembeli
potensial menjadi pelanggan yang
menguntungkan.
Ø Tidak hanya melayani pasar, tapi juga membentuk
pasar.
Saluran pemasaran yang dipilih mempengaruhi semua
keputusan pemasaran, misalnya tentang penetapan harga, tenaga
penjualan dan keptusan iklan. Saluran
pemasaran juga mencakup komitmen jangka panjang dengan
perusahaan lain serta sejumlah kebijakan dan prosedur.
Ketika produsen mobil merekrut penyalur independen untuk
menjual mobilnya, produsen tidak dapat membeli mereka atau menggantinya dengan
gerai yang dimiliki perusahaan. Pada
saat yang sama, penentuan/pemilihan saluran bergantung pada strategi pemasaran
perusahaan dengan memperhatikan S, T, P.
Pemasar harus memastikan bahwa keputusan pemasaran di semua bidang yang bebeda dibuat secara
kolektif untuk memaksimalkan nilai.
Dalam mengelola saluran/perantara, perusahaan harus
memutuskan berapa besar usaha yang dilakukan untuk menjalankan strategi dorong
atau strategi tarik. Strategi dorong (push strategy) menggunakan tenaga penjualan, uang promosi dagang,
atau sarana lain produsen untuk mendorong perantara membawa, mempromosikan, dan
menjual produk ke pengguna akhir.
Strategi dorong tepat digunakan jika loyalitas merk dalam satu kategory rendah, pilihan merk
dilakukan di toko, produk menjadi barang impuls, dan manfaat produk dipahami
dengan baik. Dalam strategi tarik (pull
strategy), produsen menggunakan iklan, promosi dan bentuk komunikasi lain
untuk meyakinkan konsumen agar meminta produk dari perantara sehingga mendorong
perantara memesan produk tersebut. Strategi tarik dapat diterapkan ketika ada
loyalitas merk yang tinggi dan keterlibatan yang tinggi dalam kategori
tersebut, konsumen mampu menerima perbedaan antar-merk, dan konsumen sudah
memilih merk sebelum pergi ke toko. Perusahaan obat-obatan hanya mengarahkan
iklannya pada dokter dan rumah sakit, menyusul aturan/panduan iklan TV yang
membuka jalan bagi perusahaan farmasi untuk menjangkau konsumen secara
langsung.
MANFAAT PERANTARA PEMASARAN
Dahulu, para kafilah dagang biasa melakukan perjalanan jauh
dari satu kota ke kota yang lain sambil membawa dagangannya menggunakan kereta
kuda, keledai, kerbau, unta dll. Mereka singgah dari satu kota ke kota lain, menjual dagangan mereka dan membeli
barang-barang dari daerah setempat untuk dijual ke daerah lain. Perjalanan
kafilah dagang ini bukan tanpa resiko, karena sewaktu-waktu bahaya dapat
mengancam mereka, mungkin faktor alam, perampokan, serangan binatang buas dan
penyakit. Gambaran sederhana itu dapat
menjelaskan kepada kita bahwa para kafilah dagang di zaman itu telah
menjalankan fungsi distribusi. Kegiatan distribusi kemudian mengalami
perkembangan sejalan dengan kemajuan di bidang teknologi, transportasi dan
komunikasi.
Perkembangan perantara pemasaran memungkinkan konsumen
mendapatkan berbagai manfaat berupa :
Ø Manfaat waktu (time utility)
Ø Manfaat tempat (place
utility)
Ø Manfaat kepemilikan
(ownwership utility)
Selain itu, dewasa ini semakin berkembang sistim layanan
pengantaran (delifery services) yang banyak ditawarkan oleh restoran atau rumah
makan cepat hidang seperti Mc Di, KFC, CFC dll. Hal ini dimungkinkan dengan
dukungan sistim komunikasi, transportasi, dan teknonologi yang dimiliki.
Pelanggan dapat menikmati makanan yang dipesan via telepon, dengan kwalitas
yang sama seperti apabila pelanggan menikmati langsung di restoran
tersebut. Dengan demikian sistim
distribusi telah dapat memberikan jasa tambahan kepada pelanggan, dan apabila
dikelola dengan baik dapat memberi nilai tambah bagi program pemasaran
perusahaan.
KATEGORI PENGECER
Berdasarkan faktor-faktor seperti : jenis pelayanan, banyaknya pengecer,
strategi harga, kelengkapan produk, pengecer dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori.
1.
Department stores. Toko pengecer besar yang dikelola menjadi
departemen-departemen terpisah, seperti peralatan rumah tangga, peralatan olah
raga dsb, dan menawarkan suatu lini pelayanan pelayanan penuh dan bauran produk
yang luas.
2.
Discount stores. Toko pengecer yang menawarkan berbagai macam
barang dagangan pada harga yang rendah dan dengan pelayanan minimum (pusat grosir Alfa)
3.
Specialty stores. Toko pengecer yang hanya menawarkan lini
produk tertentu. (sepatu bata)
4.
Supermarkets. Toko pengecer
besar dengan sistim swalayan yang menawarkan berbagai macam bahan makanan
dan sejumlah produk non-makanan. (Hero)
5.
Hypermarkets. Toko pengecer
yang menggabungkan supermarkets dengan discount stores. Produk yang ditawarkan
lebih dari 50.000 item, meliputi bahan makanan, perabot rumah tangga, pakaian,
dll.
6.
Convenience stores. Toko pengecer kecil yang
berlokasi di tempat yang nyaman dan dibuka untuk waktu yang lama, dan jumlah
itemnya terbatas.
7.
Catalog stores. Toko yang menyediakan persediaan barang dalam jumlah banyak, dimana pembeli bisa
memperoleh informasi produk dari katalog yang dikirimkan kepada konsumen.
8.
Chain stores. Satu dari dua
atau lebih toko yang sama yang dimiliki oleh perusahaan yang sama.
KONFLIK DALAM SALURAN PEMASARAN
Jenis-jenis konflik apa
yang timbul dalam saluran pemasaran?
Apa sebab-sebab utama
yang menimbulkan konflik dalam saluran pemasaran?
Apa yang dapat
dilakukan untuk mengatasi situasi konflik tersebut?
Jika produsen membentuk sebuah saluran
pemasaran vertikal yang terdiri dari pedagang besar dan pengecer. Produsen
berharap teradinya kerja sama saluran. Dalam hal ini kerja sama biasanya
menghasilkan keuntungan saluran total yang lebih besar daripada jika setiap
anggota saluran bertindak hanya berdasarkan kepentingan sendiri. Dengan
kerjasama, anggota-anggota saluran dapat lebih efektif, melayani dan memuaskan
pasar sasaran. Sisi lain, dalam saluran perantara tertentu juga berpotensi
menimbulkan konflik antar saluran, antara produsen dan saluran.
Konflik saluran vertikal terjadi apabila ada konflik antara berbagai
tingkat dalam saluran yang sama.
Misalnya, General Motor mengalami konflik dengan penyalur-penyalurnya ketika mencoba
menjalankan kebijaksanaan tentang pelayanan, harga, dan iklan. Coca-cola juga
mengalami konflik dengan para produsen botolnya yang juga menerima pembotolan
Dr. Peper.
Konflik saluran horizontal terjadi apabila ada konflik antara
anggota-anggota pada tingkat saluran yang sama. Beberapa penyalur mobil Ford di
Chicago mengeluh terhadap penyalur-penyalur Ford Chicago lainnya yang
mengiklankan diri terlalu agresif. Beberapa franchise Pizza Inn mengeluh
mengenai franchise Pizza Inn lainnya yang meniru ramuan-ramuannya,
mempertahankan pelayanan yang kurang baik, dan melukai citra Pizza Inn secara
keseluruhan. Dalam kasus ini, pemimpin saluran harus membangun kebijaksanaan
yang jelas dan mampu dilaksanakan, dan dapat bertindak cepat untuk mengontrol
tipe konflik ini.
Konflik saluran berganda terjadi apabila produsen telah
membangun dua atau lebih saluran yang bersaing satu dengan lainnya dalam
penjualan untuk pasar yang sama. Apabila Levi Straus menerima pendistribusian
Jeannya melalui Sears dan Penney selain juga melalui saluran tokok-toko khusus,
maka toko khusus itu sangat tidak suka dengan hal itu. Ketika beberapa produsen
pakaian Ralph Lauren, Liz Claiborne dan Anne Klein membuka tokonya sendiri,
maka toko serba ada yang menjual pakaian-pakaian produksi mereka itu tidak
menyukainya. Apabila perusahaan Zenith setuju
menjual televisinya melalui toko barang massal tertentu, itu
mengecewakan toko-toko peralatan Tv dan radio yang independen. Konflik saluran
berganda akan tinggi apabila anggota-anggota satu saluran mendapatkan harga
yang lebih rendah (berdasarkan volume yang lebih besar) atau ingin bekerja dengan
margin yang lebih rendah.
Sebab-sebab terjadinya konflik saluran.
Ø Ketidak sesuaian tujuan. Misalna produsen akan
meningkatkan pertumbuhan yang cepat melalui kebijaksanaan harga yang rendah.
Sisi lain penyalur lebih suka bekerja dengan margin yang tinggi dan mengejar
keuntungan jangka pendek.
Ø Peranan dan hak-hak yang
tidak jelas, misalnya IBM menjual komputer pribadi dalam jumlah besar melalui
organisasi penjualannya sendiri, dan penyalur yang berlisensinya juga mencoba
menjual dalam jumlah besar. Batas-batas wilayah, kredit untuk penjualan, dan
lai-lain hal yang tidak jelas dapat menyebabkan konflik.
Ø Perbedaan persepsi, produsen dapat optimistik
terhadap pandangan ekonomi jangka pendeknya dan menginginkan
penyalur-penyalurnya memiliki persediaan. Tapi penyalur-penyalur itu merasa
pesimistis mengenai pandangan ekonomi jangka pendek.
Ø Ketergantungan yang besar dari perantara terhadap
produsen. Penyalur tunggal, seperti penyalur otomotif nasibnya sangat
dipengaruhi oleh perancangan produk dan keputusan harga dari produsen.
Masalahnya bukan hanya bagaimana menghilangkan konflik, tapi
juga bagaimana mengelola konflik secara lebih efektif.
1.
Tujuan-tujuan superordinat. Anggota-anggota saluran dapat mencapai kesepakatan mengenai tujuan
fundamental, apakah ingin tetap hidup?, meraih pangsa pasar?, kualitas tinggi?,
atau kepuasan pelanggan?. Ini dapat terjadi apabila anggota saluran menghadapi
ancaman dari luar. Pengalaman tersebut akan memberi pelajaran bahwa dengan
kerja sama yang lebih erat dapat mengurangi ancaman.
2.
Pertukaran pegawai (exchange
of person) antara dua atau lebih tingkat saluran. Misalnya eksekutif GM
dapat bekerja di tingkat saluran, sebaliknya dari penyalur dapat bekerja di GM
dalam wilayah penyalurannya. Dengan demikian diharapkan akan timbul penghargaan
terhadap sudut pandang lainnya dan lebih mempunyai pemahaman apabila kembali
pada kedudukannya.
3.
Menyeleksi perantara khusus dan memotivasinya dengan bauran
hubungan perdagangan yang mempunyai biaya yang efektif. Tujuannya adalah
membangun kemitraan dan pemrograman
distribusi. Anggota-anggota saluran harus secara berkala di evaluasi misalnya
penjualan masa lalunya, bandingkan dengan hasil penjualan anggota saluran
lainnya. Dari evaluasi dapat memnghasilkan penambahan atau pengurangan anggota
saluran dan jika mungkin memodifikasi
seluruh sistim saluran.
STRATEGI DAN PROGRAM
PENETAPAN HARGA
Harga merupakan salah
satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; sedang
elemen lain menghasilkan biaya.
Psikologi konsumen dan penetapan harga
Konsumen sering memproses informasi harga secara aktif :
a. Menterjemahkan harga berdasarkan pengalaman masa lalu.
b. Komunikasi
formal. (iklan, telpon penjualan, brosur
dll)
c. Komunikasi informal (teman, kolega, anggauta keluarga)
d. Titik pembelian atau sumberdaya on-line.
Keputusan pembelian berdasarkan pada bagaimana konsumen
menganggap berapa harga aktual saat ini yang mereka pertimbangkan – bukan harga
yang ditawarkan pemasar. Konsumen
mungkin memiliki batas bawah, dimana harga yang lebih rendah dari batas itu
menandakan kualitas yang buruk. Batas atas, dimana harga yang melebihi batas
tersebut dianggap berlebihan/mahal.
Adalah penting untuk memahami
bagaimana konsumen mempersepsikan harga. Dibawah ini kita bahas tiga
topik penting, yaitu harga referensi, asumsi harga-kualitas, dan akhiran harga.
Harga refernsi
Ketika mempelajari produk, konsumen sering menerapkan harga
referensi (reference price) yaitu membandingkan harga yang diteliti dengan
harga referensi internal yang mereka ingat atau dengan kerangka referensi eksternal sepert “harga eceran reguler” yang
terpasang.
Asumsi harga-kualitas
Banyak konsumen menggunakan harga sebagai indikator kualitas.
Penetapan harga yang tinggi menunjukkan
kualitas barang juga tinggi, demikian juga sebaliknya. Penetapan harga
pencitraan sangat efektif untuk produk sensitif ego.
(parfum, mobil mewah, kosmetik dll)
Akhiran harga
Banyak penjual yakin bahwa harga harus berakhir dengan angka
ganjil. Pelanggan melihat barang dengan harga
Rp 299 berada pada kisaran Rp 200, dan bukan Rp 300. Survey membuktikan
bahwa konsumen cenderung memproses harga dari “kiri ke kanan” dan bukan dengan
membulatkan.
Bagaimana Perusahaan Menetapkan Harga?
Prosedur enam langkah penetapan harga :
1. Memilih tujuan penetapan harga
a. Kemampuan bertahan.
b. Laba saat ini maksimum
c. Pangsa pasar maksimum
d. Pemerahan pasar maksimum
e. Kepemimpinan kualitas produk
2. Menentukan permintaan
a. Sensitifitas harga
b. Memperkirakan kurva
permintaan
c. Elastisitas harga permintaan
3. Memperkirakan biaya.
a. Jenis-jenis biaya dan tingkat
produksi
b. Produksi terakumulasi
c. Kalkulasi biaya target.
4. Menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing
5. Memilih metode penetapan harga
a. Penetapan harga mark-up
b. Penetapan harga tingkat
pengembalian sasaran.
c. Penetapan harga nilai
anggapan
d. Penetapan harga nilai
e. Penetapan harga going rate
f.
Penetapan harga jenis lelang
6. Memilih harga akhir
Pemasar harus mempertimbangkan
beberapa faktor :
a. Dampak kegiatan pemasaran
lain
b. Kebijakan penetapan harga
perusahaan
c. Penetapan harga berbagi
keuntungan dan resiko
d. Dampak harga pada pihak lain.
Merespons perubahan
Harga
Kapan perusahaan menurunkan harga ?
a.
Ketika kapasitas pabrik berlebih
b.
Ketika ingin mendominasi pasar melalui biaya murah.
Namun demikian, kebijakan penurunan harga dapat menjadi
jebakan bagi perusahaan ybs :
Ø Jebakan kualitas produk
Ø Jebakan pangsa pasar rentan
Ø Jebakan saku tipis
Ø Jebakan perang harga
Kapan perusahaan
menaikkan harga ?
Sebelum Sesudah
Harga $ 10 $ 10,10 naik
1 %
Unit terjual 100 100
Pendapatan $ 1.000 $ 1.010
Biaya 970 970
Laba $ 30 $ 40 naik 33 %
Perusahaan akan menaikkan harga jika :
Ø Inflasi (penetapan harga antisipatif)
Ø Kelebihan permintaan, ( D
> S )
Harga dapat ditetapkan
dengan cara sbb (dampaknya berbeda terhadap pembeli)
-
Penetapan harga kutipan tertunda
-
Klausa peningkatan harga
-
Penguraian
-
Pengurangan diskon.
DHP : Karakteristik & Tanggapan.
KARATERISTIK
|
Pengenalan
|
Pertumbuhan
|
Kedewasaan
|
Penurunan
|
Penjualan
Laba
Arus kas
Pelanggan
Pesaing
|
Rendah
Tak
berarti
Negatif
Inovatif
Sedikit
|
Tumbuh
cepat
Puncak
Sedang
Pasar
masal
Bertambah
|
Tumbuh
lambat
Menurun
Tinggi
Pasar
masal
Banyak
|
Merosot
Rendah/nol
Rendah
Kons.
Kesiangan
Berkurang
|
TANGGAPAN
|
|
|
|
|
STRATEGIK
BIAYA PMSRAN
TTK BRT PMSRAN
DISTRIBUSI
HARGA
|
Memperluas
pasar
Tinggi
Awarenes
Tak
merata
Tinggi
|
Penetrasi
pasar
Tinggi(menurun)
Preferensi
merk
Intensif
Rendah
|
Mempertahan
kan share
Merosot
Kesetiaan
merk
Intensif
Terendah
|
Produktivitas
Rendah
Selektif
Selektif
Meningkat
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar