Jumat, 22 April 2016

TEORI PRODUKTIVITAS KERJA

       Produktivitas Kerja
a. Pengertian Produktivitas Kerja
Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa
berprestasi dalam bentuk memberikan produktivitas kerja yang
maksimal. Produktivitas kerja karyawan bagi suatu perusahaan
sangatlah penting sebagai alat pengukur keberhasilan dalam
menjalankan usaha. Karena semakin tinggi produktivitas kerja
karyawan dalam perusahaan, berarti laba perusahaan dan produktivitas
akan meningkat.
International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh
Malayu S.P Hasibuan (2005: 127) mengungkapkan bahwa secara lebih
sederhana maksud dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu
hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang
dipergunakan selama produksi berlangsung. Sumber tersebut dapat
berupa:
1) Tanah
2) Bahan baku dan bahan pembantu
3) Pabrik, mesin-mesin dan alat-alat
4) Tenaga kerja
12
Konsep produktivitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua
dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasi. Pengkajian
masalah produktivitas dari dimensi individu tidak lain melihat
produktivitas terutama dalam hubungannya dengan karakteristikkarakteristik
kepribadian individu. Dalam konteks ini esensi pengertian
produktivitas adalah sikap mental yang selalu mempunyai pandangan
bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan
hari esok harus lebih baik dari hari ini (Kusnendi, 2003:8.4).
Muchdarsyah Sinungan (2005: 64) juga mengisyaratkan dua
kelompok syarat bagi produktivitas perorangan yang tinggi:
1) Kelompok pertama
a) Tingkat pendidikan dan keahlian
b) Jenis teknologi dan hasil produksi
c) Kondisi kerja
d) Kesehatan, kemampuan fisik dan mental
2) Kelompok kedua
a) Sikap mental (terhadap tugas), teman sejawat dan pengawas
b) Keaneka ragam tugas
c) Sistem insentif (sistem upah dan bonus)
d) Kepuasan kerja
Sementara itu ditinjau dari dimensi keorganisasian, konsep
produktivitas secara keseluruhan merupakan dimensi lain dari pada
upaya mencapai kualitas dan kuantitas suatu proses kegiatan berkenaan
13
dengan bahasan ilmu ekonomi. Oleh karena itu, selalu berorientasi
kepada bagaimana berpikir dan bertindak untuk mendayagunakan
sumber masukan agar mendapat keluaran yang optimum. Dengan
demikian konsep produktivitas dalam pandangan ini selalu ditempatkan
pada kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran
(output) (Kusnendi, 2003: 8.4).
Dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan barang dan jasa
dari berbagai sumberdaya atau faktor produksi yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan dalam
suatu perusahaan.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan di
suatu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan tersebut. Banyak faktor
yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik yang
berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor yang
berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijakan pemerintah
secara keseluruhan.
Menurut Pandji Anoraga (2005: 56-60). Ada 10 faktor yang sangat
diinginkan oleh para karyawan untuk meningkatkan produktivitas
kerja karyawan, yaitu: (1) pekerjaan yang menarik, (2) upah yang
baik, (3) keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan, (4) etos
kerja dan (5) lingkungan atau sarana kerja yang baik, (6) promosi
dan perkembangan diri mereka sejalan dengan perkembangan
perusahaan, (7) merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi,
(8) pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi, (9)
14
kesetiaan pimpinan pada diri sipekerja, (10) Disiplin kerja yang
keras.
Menurut Payaman J. Simanjutak (1985: 30) faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan perusahaan dapat
digolongkan pada dua kelompok, yaitu:
1) Yang menyangkut kualitas dan kemampuan fisik karyawan yang
meliputi: tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja,
mental dan kemampuan fisik karyawan
2) Sarana pendukung, meliputi:
a) Lingkungan kerja, meliputi: produksi, sarana dan peralatan
produksi, tingkat keselamatan, dan kesejahteraan kerja.
b) Kesejahteraan karyawan, meliputi:
Manajemen dan hubungan industri.
Sedangkan menurut Muchdarsyah (dalam Yuli Tri Cahyono dan
Lestiyana Indira M, 2007: 227) menyebutkan bahwa yang dapat
mempengaruhi produktivitas kerja adalah sebagai berikut:
1) Tenaga kerja
Kenaikan sumbangan tenaga kerja pada produktivitas adalah
karena adanya tenaga kerja yang lebih sehat, lebih terdidik dan
lebih giat. Produktivitas dapat meningkat karena hari kerja yang
lebih pendek. Imbalan dari pengawas dapat mendorong karyawan
lebih giat dalam mencapai prestasi. Dengan demikian jelas bahwa
tenaga kerja berperan penting dalam produktivitas.
15
2) Seni serta ilmu manajemen
Manajemen adalah faktor produksi dan sumberdaya ekonomi,
sedangkan seni adalah pengetahuan manajemen yang memberikan
kemungkinan peningkatan produktivitas. Manajemen termasuk
perbaikan melalui penerapan teknologi dan pemanfaatan
pengetahuan yang memerlukan pendidikan dan penelitian.
3) Modal
Modal merupakan landasan gerak suatu usaha perusahaan, karena
dengan modal perusahaan dapat menyediakan peralatan bagi
manusia yaitu untuk membantu melakukan pekerjaan dalam
meningkatkan produktivitas kerja. Fasilitas yang memadai akan
membuat semangat kerja bertambah secara tidak langsung
produktivitas kerja dapat meningkat.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan kondisi utama
karyawan yang semakin penting dan menentukan tingkat produktivitas
karyawan yaitu pendidikan dan pelatihan, motivasi, disiplin,
ketrampilan, tingkat penghasilan, lingkungan dan iklim kerja,
penguasaan peralatan. Dengan harapan agar karyawan semakin gairah
dan mempunyai semangat dalam bekerja dan akhirnya dapat
mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan produksi dan
produktivitas kerja.
16
b. Pengukuran Produktivitas Kerja
Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap karyawan
maka perlu dilakukan sebuah pengukuran produktivitas kerja.
Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik
per orang atau per jam kerja orang ialah diterima secara luas, dengan
menggunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau
tahun). Pengukuran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang diartikan
sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja
yang bekerja menurut pelaksanakan standar (Muchdarsyah Sinungan ,
2005: 262 dalam jurnal GD. Wayan Darmadi).
Menurut Henry Simamora (2004: 612) faktor-faktor yang
digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas
kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu:
1) Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh
karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada
atau ditetapkan oleh perusahan.
2) Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan
dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan
dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan perbandingan
standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
3) Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan
pada awal waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi
17
dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia
untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi
karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal waktu
sampai menjadi output.
Mengukur produktivitas kerja menurut dimensi organisasi
menurut Alan Thomas (dalam Kusnendi, 2003: 8.5) yang secara
matematis hubungannya diformulasikan sebagai berikut:
Dimana Oi adalah output, sedangkan adalah sejumlah input yang
dipergunakan dalam mencapai output tertentu. Dengan kata lain
formula diatas dapat diperjelas kepada formula yang lebih dipahami,
yakni sebagai berikut:
Dimana:
P = Produktivitas;
O = Output;
I = Input
Dalam Muchdarsyah Sinungan (2003: 23) secara umum
pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan
dalam tiga jenis yang sangat berbeda.
1). Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan
pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukan apakah
pelaksanaan sekarang ini memuaskan namun hanya
18
mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta
tingkatannya.
2). Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi,
proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukan
pencapaian relatif.
3) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya dan inilah
yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan.
Untuk menyusun perbandingan-perbandingan ini perlulah
mempertimbangkan tingkatan daftar susunan dan perbandingan
pengukuran produktivitas. Paling sedikit ada dua jenis tingkat
perbandingan yang berbeda, yakni produktivitas total dan produktivitas
parsial.
Pengukuran produktivitas kerja ini mempunyai peranan penting
untuk mengetahui produktivitas kerja dari para karyawan sehingga
dapat diketahui sejauh mana produktivitas yang dapat dicapai oleh
karyawan. Selain itu pengukuran produktivitas juga dapat digunakan
sebagai pedoman bagi para manajer untuk meningkatkan produktivitas
kerja sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan.
19
c. Manfaat dari Penilaian Produktivitas Kerja
Menurut Muchdarsyah Sinungan (2005: 126) manfaat dari
pengukuran produktivitas kerja adalah sebagai beikut:
1) Umpan balik pelaksanaan kerja untuk memperbaiki produktivitas
kerja karyawan.
2) Evaluasi produktivitas kerja digunakan untuk penyelesaian
misalnya: pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
3) Untuk keputusan-keputusan penetapan, misalnya: promosi, transfer
dan demosi.
4) Untuk kebutuhan latihan dan pengembangan.
5) Untuk perencanaan dan pengembangan karier.
6) Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan proses staffing.
7) Untuk mengetahui ketidak akuratan informal.
8) Untuk memberikan kesempatan kerja yang adil.
d. Indikator Produktivitas Kerja
Seperti dijelaskan Simamora ( 2004: 612) faktor-faktor yang
digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas
kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu.
Dalam penelitian ini peneliti mengukur produktivitas kerja
dengan menggunakan indikator-indikator dibawah ini:
1) Kuantitas kerja
2) Kualitas kerja
3) Ketepatan waktu

Sumber : http://eprints.uny.ac.id/8771/3/BAB%202%20-08404244003.pdf

Tidak ada komentar: