Senin, 29 April 2013

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI


Metode Variable Costing & Full Costing       


Perbandingan Metode Full Costing dengan Metode Variable Costing.


Full Costing

Yakni merupakan metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Dikenal juga dengan  Absortion atau Conventional Costing.

Perbedaan tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan mempunyai akibat pada :

1.      Perhitungan harga pokok produksi dan
2.      Penyajian laporan laba-rugi.

Metode Full Costing

Harga Pokok Produksi :

Biaya bahan baku                                           Rp.  xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung                           Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik tetap                           Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel                       Rp.  xxx.xxx

Harga Pokok Produk                                       Rp.  xxx.xxx
Dengan menggunakan Metode Full Costing,

1.      Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya.

2.      Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguh- nya  terjadi.

Catatan : 

Pembebanan BOP lebih (overapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih besar dari BOP yang sesungguhnya terjadi.

Pembebanan BOP kurang (underapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih kecil dari BOP yang sesungguhnya terjadi.

3.      Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tsb digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk dalam proses maupun produk jadi)

4.      Metode ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk yang bersangkutan dijual.





Variable Costing :

Merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. Dikenal juga dengan istilah : direct costing


Harga Pokok Produksi :

Biaya bahan baku                                              Rp.  xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung                            Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel                       Rp.  xxx.xxx

Harga Pokok Produk                                        Rp.  xxx.xxx


Dengan menggunakan Metode Variable Costing,

1.      Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.

2.      Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.

3.      Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang.



Penyajian Laporan Laba Rugi


Laporan Laba-Rugi
 ( Metode Full Costing )


Hasil penjualan                                       Rp.     500.000
Harga pokok penjualan                         Rp.     250.000 -
Laba Bruto                                              Rp.     250.000

Biaya administrasi dan umum               Rp.       50.000 - 
Biaya pemasaran                                    Rp.       75.000 -
Laba Bersih Usaha                                 Rp .    125.000


Ket :

Laporan Laba-rugi tsb menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum.













Laporan Laba-Rugi
( Metode Variable Costing )


Hasil penjualan                                               Rp.  500.000
Dikurangi Biaya-biaya Variabel :
        Biaya produksi variabel                         Rp.  150.000
        Biaya pemasaran variabel                    Rp.    50.000
        Biaya adm. & umum variabel                Rp.    30.000
                                                                         Rp.  230.000
Laba kontribusi                                               Rp.  270.000

Dikurangi Biaya Tetap
Biaya produksi tetap                       Rp.    100.000  
Biaya pemasaran tetap                   Rp.      25.000
Biaya Adm & umum tetap               Rp.      20.000
Rp.  145.000
Laba Bersih Usaha                                          Rp   125.000
















Manfaat Informasi yang Dihasilkan oleh Metode Variable Costing

Laporan keuangan yang disusun berdasar metode Variable Costing bermanfaat bagi manajemen untuk :

(1)        Perencanaan laba jangka pendek
(2)        Pengendalian biaya dan
(3)        Pembuatan keputusan.


(1)  Perencanaan laba jangka pendek

Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen 

Laporan laba-rugi variable costing menyajikan dua ukuran penting : (1) laba kontribusi dan (2) operating laverage.

Hasil Penjualan           :  Rp. 1000
Biaya Variabel             :  Rp.   600
Laba Kontribusi           :  Rp.   400
Biaya Tet                     :  Rp.   300
Laba Bersih                :  Rp.   100

Ratio Laba Kontribusi :  Laba kontribusi  = 400/1000
                                                Hsl Penjualan

Operating Laverage    :  Laba kontribusi  = 400/100
                                          Laba bersih


Misal :

Dalam rencana anggaran diputuskan untuk menaikkan harga jual 12%. Maka dampak dari kenaikan ini terhadap laba jangka pendek dapat ditentukan :

12% x 40% =  4,8%

Laporan laba rugi yang memisahkan biaya tetap dan variabel, memungkinkan juga manajemen melakukan analisis hubungan biaya, volume dan laba.

(2)  Pengendalian Biaya

Biaya tetap dalam variable costing dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yakni : discretionary fixed cost dan committed fixed cost.

Discretionary fixed cost merupakan biaya yang berperila- ku tetap karena kebijakan manajemen. Dalam jangka pendek biaya ini dapat dikendalikan oleh manajemen.

Sedangkan committed fixed cost merupakan biaya yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen dan organisasis pokok. Dalam jangka pendek biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh manajemen.

(3)  Pengambilan Keputusan

Pihak manajemen dengan menggunakan metode variable costing dapat menentukan pengambilan keputusan misal dalam hal pesanan khusus.

Jumat, 15 Maret 2013

DESAIN FASILITAS DAN LAYOUT

Setiap perusahaan,bail perusahaan besar maupun perusahaan kecil akan menghadapi persoalan lay out. Setiap susunan dari mesin-mesin dan peralatan produksi disuatu pabrik disebut lay out. Lay out yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan efisien semua fasilitas pabrik dan buruh (personel) yang ada di dalam pabrik. Tujuan penyusunan Lay out yang baik dapat antara lain :1. Mengurangi jarak pengangkutan material dan podruk yang telah jadi sehingga mengurangi material handling
2. Mengurangi ongkos produksi
3. Mempertinggi hasil produksi yang baik
4. Memberikan hasil produksi yang baik
5. Memberikan service yang baik bagi konsumen
6. Mengurangi capital investment
7. Memperbaiki moral sipekerja
8. Mengurangi waktu/keterlambatan (delay)dalam pekerjaan
9. Dapat mengadakan pengawasan yang lebih baik
10. Penggunaan equipment dan fasilitas yang baik dalam pabrik

Kerugian-kerugian Lay out yang buruk dapat antara lain :
1. Bahan-bahan dalam pabrik bergerak lambat sekali, dimana urutan proses berliku-liku karena susunan mesin dan ruangan yang ada
2. Handing Cost tinggi, karena maki bangak perpindahan/pengangkutan
3. Gedung dan tempat produksi selalu penuh dengan bahan-bahan atau hasil produksi yang sedang dikerjakan
4. Ruangan(tempat) produksi, mesin-mesin dan fasilitas lainnya disusun secara tidak teratur (berserakan), sehingga mengganggu kelancaran produksi
5. Service area sempit sekali dengan letaknya tidak memuaskan
6. Bahan-bahan dalam proses sering rusak atau hilang
7. Sering ditemui kegagalan dalam menyelesaikan produksi tepat pada waktu yang ditentukan
8. Tempat penerimaan barang-barang tidak dapat segera dikosongkan, sehingga memperlambat pembongkaran barang-barang yang tiba di pabrik.

Pola Lay Out
Terdapat 4 pola dasar umu lay out yaitu ;
1. Lay out fungsional / lay out proses / job lot adalah pengelompokan bersama mesin-mesin dan personalia untuk melaksanakan pekerjaan yang serupa atau sejenis
2. Lay out Produk (lay out garis) berkenaan dengan pengelompokan mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk membuat produk-produk tertentu berdasarkan atas urutan proses produksi, dimana produk-produk bergerak secara terus menerus sebagai dalam suatu garis perakitan.
3. Lay out kelompok ( group lay out) sebagai macam lay out yang terpisah, merupakan suatu variasi dari lay out produk.
4. Lay out posis tetap yaitu menempatkan produk-produk kompleks yang sedang dirakit pada suatu empat. Contoh pembautan boeing 747 , kapal dan sebagainya

Senin, 11 Maret 2013

Akuntansi Biaya



Pendahuluan
Secara garis besar akuntansi dibagi menjadi 2 tipe
PERSAMAAN Akuntansi Keuangan & Akuntansi Manajemen
¢  Merupakan Sistem Pengolah Informasi yang Menghasilkan Laporan Keuangan
¢  Berfungsi Sebagai Penyedia Informasi Keuangan yang Bermanfaat bagi Seseorang Untuk Pengambilan Keputusan
PERBEDAAN Akuntansi Keuangan & Akuntansi Manajemen
¢  Pemakai Utama
¢  Lingkup Informasi
¢  Fokus Informasi
¢  Rentang Waktu
¢  Kriteria bagi Informasi
¢  Disiplin Sumber
¢  Isi Laporan
¢  Sifat Informasi
Akuntansi Biaya
Adalah proses pencatatan, Penggolongan, Peringkasan dan Penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah “Biaya”
Tujuan Akuntansi Biaya
n   Penentuan Kos Produk
n   Pengendalian Biaya
n   Pengambilan Keputusan Khusus
Penggolongan Biaya
n   Objek Pengeluaran
n   Fungsi Pokok dalam Perusahaan
n   Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai
n   Perilaku Biaya dengan Perubahan Volume
n   Jangka waktu manfaatnya
Menurut Objek Pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya.
Misalkan nama objek pengeluaran adalah             Bahan Bakar, maka semua pengeluaran     yang berhubungan dengan bahan bakar             disebut “ Biaya Bahan Bakar “
Menurut Fungsi Pokok Perusahaan
Dalam Perusahaan terdapat 3 fungsi pokok, yaitu Produksi, Pemasaran dan Administrasi & Umum
Biaya Produksi yaitu :
merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi
Biaya Pemasaran yaitu :
Merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan pemasaran
Biaya Administrasi & Umum yaitu :
Merupakan biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi & pemasaran
Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yg Dibiayai
Biaya Langsung (Direct Cost)
Adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.
Biaya Langsung terdiri dari Biaya    Bahan Baku (BBB) dan Biaya            Tenaga Kerja Langsung (BTKL)
Menurut Perilaku Biaya dengan Perubahan Volume
Biaya Variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan
Biaya Semi Variabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Pada biaya ini mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel


Menurut Perilaku Biaya dengan Perubahan Volume
Biaya Tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu
Biaya Semi Fixed, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume kegiatan produksi tertentu
Metode Penentuan
Biaya Produksi
n   Full Costing
            Merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi ditambah biaya non produksi
           
           
Metode Penentuan Biaya Produksi
n   Variable Costing
            Merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi



PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI

Metode Variable Costing & Full Costing       

 




Perbandingan Metode Full Costing dengan Metode Variable Costing.


Full Costing

Yakni merupakan metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Dikenal juga dengan  Absortion atau Conventional Costing.

Perbedaan tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan mempunyai akibat pada :

1.      Perhitungan harga pokok produksi dan
2.      Penyajian laporan laba-rugi.

Metode Full Costing

Harga Pokok Produksi :

Biaya bahan baku                                                 Rp.  xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung                               Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik tetap                                Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel                   Rp.  xxx.xxx

Harga Pokok Produk                                    Rp.  xxx.xxx
Dengan menggunakan Metode Full Costing,

1.      Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya.

2.      Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguh- nya  terjadi.

Catatan : 

Pembebanan BOP lebih (overapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih besar dari BOP yang sesungguhnya terjadi.

Pembebanan BOP kurang (underapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih kecil dari BOP yang sesungguhnya terjadi.

3.      Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tsb digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk dalam proses maupun produk jadi)

4.      Metode ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk yang bersangkutan dijual.





Variable Costing :

Merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. Dikenal juga dengan istilah : direct costing


Harga Pokok Produksi :

Biaya bahan baku                                                    Rp.  xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung                                  Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel                      Rp.  xxx.xxx

Harga Pokok Produk                                       Rp.  xxx.xxx


Dengan menggunakan Metode Variable Costing,

1.      Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.

2.      Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.

3.      Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang.



Penyajian Laporan Laba Rugi


Laporan Laba-Rugi
 ( Metode Full Costing )


Hasil penjualan                                      Rp.     500.000
Harga pokok penjualan                                Rp.     250.000 -
Laba Bruto                                             Rp.     250.000

Biaya administrasi dan umum                      Rp.       50.000 - 
Biaya pemasaran                                  Rp.       75.000 -
Laba Bersih Usaha                                       Rp .    125.000


Ket :

Laporan Laba-rugi tsb menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum.













Laporan Laba-Rugi
( Metode Variable Costing )


Hasil penjualan                                     Rp.  500.000
Dikurangi Biaya-biaya Variabel :
        Biaya produksi variabel                Rp.  150.000
        Biaya pemasaran variabel           Rp.    50.000
        Biaya adm. & umum variabel       Rp.    30.000
                                                              Rp.  230.000
Laba kontribusi                                    Rp.  270.000

Dikurangi Biaya Tetap
Biaya produksi tetap                     Rp.    100.000  
Biaya pemasaran tetap                Rp.      25.000
Biaya Adm & umum tetap             Rp.      20.000
Rp.  145.000
Laba Bersih Usaha                                               Rp   125.000
















Manfaat Informasi yang Dihasilkan oleh Metode Variable Costing

Laporan keuangan yang disusun berdasar metode Variable Costing bermanfaat bagi manajemen untuk :

(1)       Perencanaan laba jangka pendek
(2)       Pengendalian biaya dan
(3)       Pembuatan keputusan.


(1)  Perencanaan laba jangka pendek

Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen 

Laporan laba-rugi variable costing menyajikan dua ukuran penting : (1) laba kontribusi dan (2) operating laverage.

Hasil Penjualan                 :  Rp. 1000
Biaya Variabel           :  Rp.   600
Laba Kontribusi                 :  Rp.   400
Biaya Tetap                        :  Rp.   300
Laba Bersih                       :  Rp.   100

Ratio Laba Kontribusi       :  Laba kontribusi  = 400/1000
                                           Hsl Penjualan

Operating Laverage :  Laba kontribusi  = 400/100
                                       Laba bersih


Misal :

Dalam rencana anggaran diputuskan untuk menaikkan harga jual 12%. Maka dampak dari kenaikan ini terhadap laba jangka pendek dapat ditentukan :

12% x 40%         =  4,8%

Laporan laba rugi yang memisahkan biaya tetap dan variabel, memungkinkan juga manajemen melakukan analisis hubungan biaya, volume dan laba.

(2)  Pengendalian Biaya

Biaya tetap dalam variable costing dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yakni : discretionary fixed cost dan committed fixed cost.

Discretionary fixed cost merupakan biaya yang berperila- ku tetap karena kebijakan manajemen. Dalam jangka pendek biaya ini dapat dikendalikan oleh manajemen.

Sedangkan committed fixed cost merupakan biaya yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen dan organisasis pokok. Dalam jangka pendek biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh manajemen.

(3)  Pengambilan Keputusan

Pihak manajemen dengan menggunakan metode variable costing dapat menentukan pengambilan keputusan misal dalam hal pesanan khusus.